BERAWAL
DARI KERAGUAN
#RyZ
Manusia dapat dibedakan dengan hewan karena akal.
Akal yang di gunakan untuk berpikir dan menentukan benar salahnya sesuatu. Akal
pula yang di gunakan untuk menyakini sesuatu. Proses dari kerja akal itu
memebentuk suatu pola pikir manusia untuk mencapai apa yang di inginkan atau
menjadi alat vital kedua dalam diri manusia.
Berprosesnya akal melahirkan suatu syak atau
keraguan, dan syak ini akan menuntun kita untuk mencapai suatu keyakitan
tentang hakikat, baik hakikat secara lahirah maupun secara rohaniah. Keraguan
seseorang membentuk suatu pertanyaan dalam diri yakni berupa pertanyaan dari
mana aku ? akan kemana aku ? mengapa aku diciptakan? Siapa yang menciptakan aku
? pertanyaan seperti ini akan terus hadir dalam diri manusia sampai dia
mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu. Dan untuk menjawab semua itu, manusia
akan mengalami keraguan pada dirinya. Sehingga dari syak itu barulah kita benar
– benar tahu hakikat kita yang sebenarnya.
Untuk persefsi agama, manusia manusia yang berpikir atau menggunakan
akalnya akan bertanya – tanya, Agama itu
apa ? dari mana agama itu ? mengapa kita harus beragama ? dan agama apa yang
membawa kebenaran ?
Tentunya manusia tidak akan menikmati sesuatu apa
yang ia tidak ketahui, manusia tidak akan mencicipi makanan apabila dia tidak
mengetahui esensi dari makanan itu. Begitu pula dengan agama, pastilah setiap
manusia harus mngetahui esensi dari agama untuk mendapatkan suatu kenikmatan,
kedamaian, kebahagian dengan kata lain sesuatu yang bernilai baik baginya.
Setelah itu, yang di perlu
dilakukan oleh manusia adalah melakukan apa yang mesti dilakukan dan itu
pastinya tidak melenceng dari koridor agama. Tak perlu khawatir dalam mentukan
sikap karena itu hanya akan menunda kita menjadi baik atau menambah nilai untuk
diri. Mario Teguh dalam sebuah tayangannya berkonsep “ jangan khawatir untuk
melakukan sesuatu, tapi khawatirlah apa yang mesti kita lakukan tidak kita
lakukan”. Barang tentu, kepercayaan diri dan dan niat untuk menentukn arah
hidup itu perlu di prioritaskan meskipun harus melewati fase keraguan.
No comments:
Post a Comment