Pagi
yang Ribut
Embun mulai
tersapu mentari
Sinar surya
penerang semesta
Kicauan camar
mulai ramai
Begitupun roda-roda
mulai bisingkan kota
Sementara ku
masih di perbaringan
Tubuh seakan
enggan terbangun
Masih berlilit
selimut kegundahan
Seakan enggan menyaksikan
hari-hari
Yang penuh
dengan keributan
Bagaimana
tidak.....
Dari Hulu hingga
ke hilir semua ribut
Ada yang ribut
soal uang
Ada yang ribut
soal kepentingan
Bahkan ada yang
ribut berebut hak orang lain
Aku tersadar
lalu bangkit
Jika mereka
ribut dengan kepentingan
Tanpa peduli
karena siapa mereka bisa ribut
Tanpa mengingat
karena siapa mereka makan
Dengan sadarnya
mereka berebut hak orang lain
Yang telah
menjadikannya tukang ribut
Kalaulah aku
masih saja diperbaringan ini
Maka
Siapa yang akan
mengubah bangsa ini
Siapa yang akan
memberikan kedamaian di negeri ini
Siapa yang akan
menegur mereka yang mengamnesiakan diri
Kalau bukan aku
bersama kawan-kawanku yang masih cinta ibu pertiwi
No comments:
Post a Comment