GOOGLE

Search results

Sunday, March 6, 2016

Pagi yang Ribut



Pagi yang Ribut

Embun mulai tersapu mentari
Sinar surya penerang semesta
Kicauan camar mulai ramai
Begitupun roda-roda mulai bisingkan kota
Sementara ku masih di perbaringan

Tubuh seakan enggan terbangun
Masih berlilit selimut kegundahan
Seakan enggan menyaksikan hari-hari
Yang penuh dengan keributan

Bagaimana tidak.....
Dari Hulu hingga ke hilir semua ribut
Ada yang ribut soal uang
Ada yang ribut soal kepentingan
Bahkan ada yang ribut berebut hak orang lain

Aku tersadar lalu bangkit
Jika mereka ribut dengan kepentingan
Tanpa peduli karena siapa mereka bisa ribut
Tanpa mengingat karena siapa mereka makan
Dengan sadarnya mereka berebut hak orang lain
Yang telah menjadikannya tukang ribut
Kalaulah aku masih saja diperbaringan ini
Maka
Siapa yang akan mengubah bangsa ini
Siapa yang akan memberikan kedamaian di negeri ini
Siapa yang akan menegur mereka yang mengamnesiakan diri
Kalau bukan aku bersama kawan-kawanku yang masih cinta ibu pertiwi

No comments:

Post a Comment